Archive

Archive for the ‘Culture’ Category

Employee Engagement

December 14, 2025 Leave a comment

Employee Engagement merupakah salah satu penentu motivasi dan perilaku seseorang dalam sebuah organisasi, karyawan yang memiliki tingkat engagement tinggi akan berperan serta dalam menjaga keberlangsungan perusahaan termasuk keselamatan dan kesehatan kerja. Berikut adalah contoh instrumen pengukuran dari Gallup yang terdiri atas 15 item dengan reliabilitas alpha Cronbach 0,91 (Tedja FW, 2020),

PernyataaanSangat Tidak Setuju (1) – Tidak Setuju (2) – Netral (3) – Setuju (4) – Sangat Setuju (5)
Saya mengerti apa yang diharapkan di tempat kerja1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya mempunyai materi dan sarana yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan aman1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya memiliki kesempatan untuk melakukan yang terbaik setiap hari di tempat kerja 1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya memperoleh penghargaan/pujian karena melakukan pekerjaan dengan baik dalam tujuh hari terakhir1 – 2 – 3 – 4 – 5
Atasan saya terlihat memedulikan saya sebagai pribadi1 – 2 – 3 – 4 – 5
Ada seseorang di tempat kerja yang mendorong perkembangan saya1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya merasa pendapat saya diperhitungkan di tempat kerja1 – 2 – 3 – 4 – 5
Misi/tujuan perusahaan membuat saya merasa pekerjaan saya penting1 – 2 – 3 – 4 – 5
Rekan kerja saya bertekad untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas dan aman1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya mempunyai sahabat di tempat kerja1 – 2 – 3 – 4 – 5
Dalam enam bulan terakhir, seseorang di tempat kerja memberikan umpan balik tentang perkembangan kinerja saya1 – 2 – 3 – 4 – 5
Pada tahun terakhir ini, saya berkesempatan untuk belajar dan berkembang di tempat kerja1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya memahami visi perusahaan dan stategi mencapainya1 – 2 – 3 – 4 – 5
Saya memahami dan melakukan nilai-nilai budaya perusahaan1 – 2 – 3 – 4 – 5
Top/Senior manajemen menjadi contoh/teladan dalam melakukan nilai-nilai budaya perusahaan1 – 2 – 3 – 4 – 5

Interpretasi nilai: Engagement tinggi (60-75); Engagement sedang (45-59); Engagement rendah (15-44)

    Semoga bermanfaat – FN

    Categories: Culture

    Unconscious Biases dalam Safety

    October 11, 2025 Leave a comment

    Unconscious Biases adalah sikap atau pandangan yang seringkali tidak kita sadari ketika membuat keputusan atau mengambil tindakan. Nama lain dari Unconscious biases ini adalah asumsi atau logical fallacy/sesat pikir yang dalam beberapa hal dapat mengakibatkan kita mengambil keputusan atau tindakan yang salah. Berikut adalah beberapa contoh yang umum yang dapat mempengaruhi keselamatan,

    1. Optimism Bias, kecenderungan untuk mengabaikan risiko dan mempertimbangan peluang/hasil yang positif secara berlebihan, contoh: seorang operator kendaraan mengabaikan temuan negatif dalam pemeriksaan pra operasi kendaraan karena sudah sering mengoperasikan kendaraan tersebut.
    2. Pessimism Bias, kecenderungan untuk mengabaikan peluang/hasil positif dan mempertimbangkan risiko secara berlebihan. contoh: seorang supervisor menolak cara kerja aman yang lebih cepat karena sudah terbiasa dengan cara kerja aman yang membutuhkan waktu lebih lama.
    3. Halo Effect Bias, kecenderungan untuk menilai seseorang berdasarkan karakter menonjol yang terlihat nyata. contoh: seorang supervisor menilai seorang pekerja pasti akan melakukan pekerjaan yang selamat karena pekerja tersebut menggunakan APD lengkap.
    4. Affinity Bias, kecenderungan untuk memilih seseorang yang memiliki kemiripan dengan kita. contoh: seorang supervisor memilih untuk melakukan observasi kepada pekerja yang satu berasal dari daerah yang sama.
    5. Confirmation Bias, kecenderungan untuk mencari data/fakta yang mendukung keputusan kita dan mengabaikan data/fakta yang bertentangan. contoh: seorang auditor melakukan audit dengan mencari bukti yang mendukung temuannya dan mengabaikan bukti lain yang relevan.

    Semoga bermanfaat – FN

    Categories: Culture

    Kepdirjen 10.K/2023 dan Safety Maturity Level

    October 4, 2025 Leave a comment

    Kepdirjen 10.K/2023 Penilaian Kinerja Keselamatan Pertambangan (KP) selalu dikaitkan dengan Safety Maturity Level karena hasil dari Penilaian Kinerja KP adalah tingkat maturitas KP yang merupakan data ordinal dari tingkat dasar, reaktif, terencana, proaktif, dan resilient. Berikut adalah dasar teori yang digunakan dalam penyusunan 4 indikator yang disebutkan dalam artikel saya sebelumnya (klik disini).

    Partisipasi PekerjaTanggung Jawab Pimpinan Unit KerjaAnalisis dan Statistik KPUpaya Pengendalian yang Dilakukan
    Human Reliability Model

    Situational Awareness




    Management Maturity Model

    Leadership Maturity Model

    Collaboration Culture Maturity Model
    Data Management Maturity Model

    Data Processing Maturity Model

    Personal Knowledge Management Maturity Model

    Knowledge Management Maturity Model
    Asset Management Maturity Model

    Maintenance Maturity Model

    Supply Chain Management Maturity Model

    Human Capital Management Maturity Model

    Talent Management Maturity Model

    Education & Learning Maturity Model

    Communication Maturity Model

    Semoga bermanfaat – FN

    Categories: Culture

    Panduan Praktis: Kuesioner Evaluasi Kinerja KP

    July 21, 2025 Leave a comment

    Evaluasi Kinerja Keselamatan Pertambangan (KP) berdasarkan Kepdirjen 10.K/2023 memiliki 194 item dan 30 item diantaranya menggunakan metode kuesioner yang ditriangulasi dengan hasil wawancara/FGD/tinjauan dokumen. Dari 30 item tersebut, terdapat 5 kategori responden, yaitu manajemen, KTT/PJO, Pimpinan Departemen, Pengawas, dan Pekerja. Skala Likert digunakan untuk 6 item persepsi dengan pilihan STS – TS – N – S – SS dan metode sensus/sampling diterapkan untuk setiap kategori responden.

    Panduan Praktis kuesioner tersebut disampaikan dalam APKPI Safety Sharing Session di 23 Juli 2025 dan [klik disini] untuk mendapatkannya.

    Semoga bermanfaat – FN

    Categories: Culture

    Pengukuran Maturitas Data KP

    May 18, 2025 Leave a comment

    Data KP (Keselamatan Pertambangan) dapat diukur maturitasnya dari beberapa hal berikut,

    1. Integritas
      • apakah telah terdapat standarisasi dalam pengambilan data (metode dan formulir pelaporan seragam) ?
      • apakah data telah dikategorikan dengan tepat ?
      • apakah telah dilakukan upaya validasi dan peningkatan reliabilitas data dengan pengambilan data primer yang memadai ?
      • apakah data dapat diakses secara real time, mutakhir, dan lengkap ?
      • apakah mencerminkan apa yang terjadi serta akurat ?
    2. Ruang Lingkup analisis dan pengelolaan
      • apakah analisis dilakukan terhadap satu atau beberapa kasus ?
      • apakah analisis dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh kasus ?
    3. Maturitas hasil analisis
      • apakah hasil analisis menemukan korelasi antar data ?
      • apakah hasil analisis merupakan pengolahan data historis untuk membuat model dan memprediksi skenario ke depan ?
      • apakah hasil analisis berupa rumusan dan rekomendasi tindakan yang tepat ?
      • apakah telah terdapat analisis hubungan antara tindakan dan hasil, serta simulasi untuk merancang solusi yang tepat ?
    4. Pengumpulan data dan informasi
      • apakah pengumpulan data pada tempat kejadian dan dari sumber lain yang terkait ?
      • apakah pengumpulan data meliputi data dukung tambahan seperti historical comparison, internal/eksternal benchmarking, literatur ilmiah ?
      • apakah pengumpulan data pre-kondisi yang menunjang sistem kerja kegiatan operasional agar dapat berjalan dengan baik dalam berbagai kondisi ?

    Semoga bermanfaat – FN

    Categories: Culture