Archive
Employee Engagement
Employee Engagement merupakah salah satu penentu motivasi dan perilaku seseorang dalam sebuah organisasi, karyawan yang memiliki tingkat engagement tinggi akan berperan serta dalam menjaga keberlangsungan perusahaan termasuk keselamatan dan kesehatan kerja. Berikut adalah contoh instrumen pengukuran dari Gallup yang terdiri atas 15 item dengan reliabilitas alpha Cronbach 0,91 (Tedja FW, 2020),
| Pernyataaan | Sangat Tidak Setuju (1) – Tidak Setuju (2) – Netral (3) – Setuju (4) – Sangat Setuju (5) |
|---|---|
| Saya mengerti apa yang diharapkan di tempat kerja | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya mempunyai materi dan sarana yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan aman | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya memiliki kesempatan untuk melakukan yang terbaik setiap hari di tempat kerja | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya memperoleh penghargaan/pujian karena melakukan pekerjaan dengan baik dalam tujuh hari terakhir | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Atasan saya terlihat memedulikan saya sebagai pribadi | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Ada seseorang di tempat kerja yang mendorong perkembangan saya | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya merasa pendapat saya diperhitungkan di tempat kerja | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Misi/tujuan perusahaan membuat saya merasa pekerjaan saya penting | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Rekan kerja saya bertekad untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas dan aman | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya mempunyai sahabat di tempat kerja | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Dalam enam bulan terakhir, seseorang di tempat kerja memberikan umpan balik tentang perkembangan kinerja saya | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Pada tahun terakhir ini, saya berkesempatan untuk belajar dan berkembang di tempat kerja | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya memahami visi perusahaan dan stategi mencapainya | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Saya memahami dan melakukan nilai-nilai budaya perusahaan | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
| Top/Senior manajemen menjadi contoh/teladan dalam melakukan nilai-nilai budaya perusahaan | 1 – 2 – 3 – 4 – 5 |
Interpretasi nilai: Engagement tinggi (60-75); Engagement sedang (45-59); Engagement rendah (15-44)
Semoga bermanfaat – FN
Unconscious Biases dalam Safety

Unconscious Biases adalah sikap atau pandangan yang seringkali tidak kita sadari ketika membuat keputusan atau mengambil tindakan. Nama lain dari Unconscious biases ini adalah asumsi atau logical fallacy/sesat pikir yang dalam beberapa hal dapat mengakibatkan kita mengambil keputusan atau tindakan yang salah. Berikut adalah beberapa contoh yang umum yang dapat mempengaruhi keselamatan,
- Optimism Bias, kecenderungan untuk mengabaikan risiko dan mempertimbangan peluang/hasil yang positif secara berlebihan, contoh: seorang operator kendaraan mengabaikan temuan negatif dalam pemeriksaan pra operasi kendaraan karena sudah sering mengoperasikan kendaraan tersebut.
- Pessimism Bias, kecenderungan untuk mengabaikan peluang/hasil positif dan mempertimbangkan risiko secara berlebihan. contoh: seorang supervisor menolak cara kerja aman yang lebih cepat karena sudah terbiasa dengan cara kerja aman yang membutuhkan waktu lebih lama.
- Halo Effect Bias, kecenderungan untuk menilai seseorang berdasarkan karakter menonjol yang terlihat nyata. contoh: seorang supervisor menilai seorang pekerja pasti akan melakukan pekerjaan yang selamat karena pekerja tersebut menggunakan APD lengkap.
- Affinity Bias, kecenderungan untuk memilih seseorang yang memiliki kemiripan dengan kita. contoh: seorang supervisor memilih untuk melakukan observasi kepada pekerja yang satu berasal dari daerah yang sama.
- Confirmation Bias, kecenderungan untuk mencari data/fakta yang mendukung keputusan kita dan mengabaikan data/fakta yang bertentangan. contoh: seorang auditor melakukan audit dengan mencari bukti yang mendukung temuannya dan mengabaikan bukti lain yang relevan.
Semoga bermanfaat – FN
Kepdirjen 10.K/2023 dan Safety Maturity Level

Kepdirjen 10.K/2023 Penilaian Kinerja Keselamatan Pertambangan (KP) selalu dikaitkan dengan Safety Maturity Level karena hasil dari Penilaian Kinerja KP adalah tingkat maturitas KP yang merupakan data ordinal dari tingkat dasar, reaktif, terencana, proaktif, dan resilient. Berikut adalah dasar teori yang digunakan dalam penyusunan 4 indikator yang disebutkan dalam artikel saya sebelumnya (klik disini).
| Partisipasi Pekerja | Tanggung Jawab Pimpinan Unit Kerja | Analisis dan Statistik KP | Upaya Pengendalian yang Dilakukan |
|---|---|---|---|
| Human Reliability Model Situational Awareness | Management Maturity Model Leadership Maturity Model Collaboration Culture Maturity Model | Data Management Maturity Model Data Processing Maturity Model Personal Knowledge Management Maturity Model Knowledge Management Maturity Model | Asset Management Maturity Model Maintenance Maturity Model Supply Chain Management Maturity Model Human Capital Management Maturity Model Talent Management Maturity Model Education & Learning Maturity Model Communication Maturity Model |
Semoga bermanfaat – FN
Panduan Praktis: Kuesioner Evaluasi Kinerja KP

Evaluasi Kinerja Keselamatan Pertambangan (KP) berdasarkan Kepdirjen 10.K/2023 memiliki 194 item dan 30 item diantaranya menggunakan metode kuesioner yang ditriangulasi dengan hasil wawancara/FGD/tinjauan dokumen. Dari 30 item tersebut, terdapat 5 kategori responden, yaitu manajemen, KTT/PJO, Pimpinan Departemen, Pengawas, dan Pekerja. Skala Likert digunakan untuk 6 item persepsi dengan pilihan STS – TS – N – S – SS dan metode sensus/sampling diterapkan untuk setiap kategori responden.
Panduan Praktis kuesioner tersebut disampaikan dalam APKPI Safety Sharing Session di 23 Juli 2025 dan [klik disini] untuk mendapatkannya.
Semoga bermanfaat – FN
Pengukuran Maturitas Data KP

Data KP (Keselamatan Pertambangan) dapat diukur maturitasnya dari beberapa hal berikut,
- Integritas
- apakah telah terdapat standarisasi dalam pengambilan data (metode dan formulir pelaporan seragam) ?
- apakah data telah dikategorikan dengan tepat ?
- apakah telah dilakukan upaya validasi dan peningkatan reliabilitas data dengan pengambilan data primer yang memadai ?
- apakah data dapat diakses secara real time, mutakhir, dan lengkap ?
- apakah mencerminkan apa yang terjadi serta akurat ?
- Ruang Lingkup analisis dan pengelolaan
- apakah analisis dilakukan terhadap satu atau beberapa kasus ?
- apakah analisis dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh kasus ?
- Maturitas hasil analisis
- apakah hasil analisis menemukan korelasi antar data ?
- apakah hasil analisis merupakan pengolahan data historis untuk membuat model dan memprediksi skenario ke depan ?
- apakah hasil analisis berupa rumusan dan rekomendasi tindakan yang tepat ?
- apakah telah terdapat analisis hubungan antara tindakan dan hasil, serta simulasi untuk merancang solusi yang tepat ?
- Pengumpulan data dan informasi
- apakah pengumpulan data pada tempat kejadian dan dari sumber lain yang terkait ?
- apakah pengumpulan data meliputi data dukung tambahan seperti historical comparison, internal/eksternal benchmarking, literatur ilmiah ?
- apakah pengumpulan data pre-kondisi yang menunjang sistem kerja kegiatan operasional agar dapat berjalan dengan baik dalam berbagai kondisi ?
Semoga bermanfaat – FN