Archive

Archive for the ‘Performance’ Category

Setup Achievement Target

December 11, 2022 Leave a comment

Organisasi yang ingin berkembang pasti akan menentukan target pencapaian untuk melihat sejauh mana aktivitas yang dilakukan dapat berkontribusi terhadap hasil. Metode yang paling efektif untuk membuat bahasa target adalah SMART (Specific, Measureable, Achievable, Realistic, Time-bound). Tujuan adalah kualitatif, sedangkan target adalah kuantitatif, sebagai contoh kita memiliki tujuan menurunkan tingkat kecelakaan jari dalam kuartal kedua tahun 2022, maka kita bisa membuat bahasa target 80% pengawas melakukan observasi kepada pekerja dengan pekerjaan berisiko cedera jari setiap minggu.

Dalam kesempatan kali ini, saya akan memberikan beberapa tipe target (metric) yang dapat kita buat:

  1. Positive Metric
  2. Negative Metric
  3. Threshold Metric
  4. Milestone

Positive Metric digunakan apabila kondisi naik dinilai lebih baik, sebagai contoh meningkatkan partisipasi pekerja dalam pertemuan K3 sebesar 90% dalam kuartal keempat tahun 2022.

Negative Metric digunakan apabila kondisi turun dinilai lebih baik, sebagai contoh menurunkan kondisi tidak aman di area kerja sebesar 80% dalam kuartal keempat tahun 2022.

Threshold Metric digunakan apabila target dinilai dalam sebuah range/rentang, sebagai contoh mempertahankan tingkat kebisingan area kerja bengkel dalam kisaran 60 – 70 dB dalam kuartal keempat tahun 2022.

Milestone Metric digunakan apabila kita tidak memiliki alat ukur, sebagai contoh mendigitalisasi formulir inspeksi area kerja pada kuartal keempat tahun 2022.

Semoga bermanfaat (FN)

Categories: Performance

Safety Performance – A New View

September 24, 2022 Leave a comment

Indikator Safety Performance yang digunakan oleh banyak perusahaan adalah Frequency Rate (FR), Severity Rate (SR), dan Fatality Rate (FR). Indikator ini mengukur HASIL setelah sebuah AKTIVITAS terjadi dan dilakukan biasanya di akhir bulan/tahun. Alhasil, pengukuran dilakukan atas apa yang telah terjadi di masa lalu dan tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Pendekatan ini disebut sebagai Reactive Safety Performance Measures (Lagging Indicators)

AKTIVITAS yang ada dalam dunia Safety diwujudkan dalam beberapa program umum/spesifik seperti inspeksi, meeting, observasi, audit, survey K3, HIRADC, SOP, JSA, dan masih banyak lagi. ada dua pertanyaan yang dapat kita ajukan terkait dengan hal tersebut, yaitu:

  1. Apakah AKTIVITAS tersebut dapat diukur dengan tepat ?
  2. Apakah AKTIVITAS tersebut dapat memprediksi/mempengaruhi/ berkorelasi dengan apa yang akan terjadi di masa depan

Apabila jawaban terhadap dua pertanyaan di atas adalah YA, maka pendekatan baru yang digunakan disebut sebagai Proactive Safety Performance Measures (Leading Indicators). Pendekatan ini mengukur AKTIVITAS yang terjadi setiap saat yang memungkinkan kita untuk melakukan intervensi jika ada penyimpangan berdasarkan Trend/Threshold metrics yang kita tetapkan. Pengukuran ini dapat kita verifikasi setiap saaat dengan pengukuran Reactive untuk melihat korelasinya.

Melihat keseimbangan (balanced) antara Reactive dan Proactive Safety Performance measures serta menggunakan keduanya untuk mengukur kinerja Safety merupakan A New View untuk meningkatkan kinerja Safety di sebuah perusahaan.

Semoga bermanfaat (ditulis dari Tembagapura – FN)

Categories: Performance

Level Kinerja Keselamatan Perusahaan

October 12, 2021 Leave a comment

Ada beberapa teori atau rujukan yang digunakan untuk mengukur Kinerja Keselamatan sebuah Perusahaan. Pada umumnya ada dua indikator yang digunakan yaitu indikator lagging dan indikator leading. Indikator lagging menggunakan perhitungan angka jumlah kecelakaan kerja dibagi dengan jumlah tenaga kerja dikalikan dengan perhitungan jam kerja dalam setahun. Perhitungan indikator lagging merupakah perhitungan yang mudah dilakukan dan bersifat reaktif karena dilakukan setelah waktu berjalan.

Perhitungan indikator leading merupakan perhitungan yang sulit dilakukan karena bersifat proaktif dan prediktif karena mengkorelasikan tindakan atau program yang ada dengan hasil yang ingin dicapai yaitu kecelakaan nihil. Apakah pendekatan program lewat inspeksi, pertemuan K3, observasi pekerjaan terencana, dan yang lain berkorelasi secara negatif dengan jumlah kecelakaan kerja ? Apakah pendekatan sistem lewat SMK3/SMKP/ISO45001 berkorelasi secara negatif dengan jumlah kecelakaan kerja ? Jawaban pertanyaan tersebut merupakan PR yang sampai sekarang belum terjawab secara general dan empiris baik oleh akademisi maupun praktisi K3.

Pendekatan program maupun pendekatan sistem keduanya perlu diimplementasikan! Level Kinerjanya akan diukur dengan angka sejauh mana program/sistem tersebut dilakukan dengan baik yaitu sesuai dengan yang direncanakan. Kondisi ini disebut sebagai Level Kinerja Keselamatan Level 1 yaitu Implementasi. Pemantauan yang dilakukan secara konsisten menggunakan metode observasi dan analisis akan meningkatkan level kinerja menjadi Level Kinerja Keselamatan Level 2 yaitu Improvement. Observasi dan analisis tidak terpisahkan karena observasi digunakan untuk mendapatkan data yang reliable, sedangkan analisis digunakan untuk mendapatkan data yang valid, keduanya memiliki hubungan dua arah / reciprocal. Level Improvement merupakan kondisi dimana program / sistem dilakukan dengan lebih baik. Level Kinerja Keselamatan Level 3 yaitu Inovasi merupakan level kinerja tertinggi dimana program / sistem mampu beradaptasi untuk menghasilkan program/sistem yang baru, adaptif, dan dinamis.

Ketiga Level Kinerja Keselamatan diatas tentu saja diletakkan dalam kerangka organisasi, yaitu Orang, Group/Divisi/Departemen, dan Perusahaan untuk mendapatkan korelasi yang berimbang dan mendukung satu dengan lainnya.

Semoga bermanfaat!

Fendy (ditulis dari Tembagapura – Papua)

Categories: Performance