Archive

Archive for the ‘System’ Category

Manual Sistem Manajemen Keselamatan

April 12, 2025 Leave a comment

Manual Sistem Manajemen Keselamatan merupakan dokumen wajib dalam hirarki dokumen sistem yang menjadi dokumen wajb untuk audit sistem manajemen keselamatan. Terlepas dari isi yang bervariasi antar perusahaan, berikut adalah persyaratan minimal yang wajib ada di dalamnya, yaitu:

  1. ruang lingkup sistem manajemen keselamatan: terdapat isu-isu eksternal dan internal yang relevan; kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak lain yang relevan, persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; kegiatan / aktivitas yang direncanakan dan dilaksanakan di dalam kendali atau pengaruh perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja keselamatan organisasi.
  2. prosedur terdokumentasi: terdapat daftar prosedur2 wajib yang ada dalam setiap elemen/sub-elemen dalam bentuk tabel.
  3. uraian dari interaksi antara elemen/sub elemen dalam sistem manajemen dan acuan dokumen dari elemen/sub elemen terkait: terdapat diagram/gambar interaksi antar elemen/sub elemen dengan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Semoga bermanfaat-FN

Categories: System

Loss Control Matrix (LCM)

September 3, 2024 Leave a comment

Loss Control Matrix (LCM) merupakan model pengembangan sistem manajemen K3 yang dikembangkan oleh Andrew Yew dalam bukunya “Safety management Beyond ISO 45001“, bagi perusahaan yang belum/sudah menerapkan sertifikasi ISO 45001, model ini dapat menjadi “self-assessment” untuk mengetahui efektivitas penerapan sistem manajamen K3 yang telah diterapkan.

LCM terdiri atas 7 group dengan 49 elemen, setiap group memiliki elemen berjenjang dari level 1 s.d. 7 dimana level 1-3 disebut sebagai elemen dasar, level 4-5 elemen menengah, dan level 6-7 elemen mahir. Model ini mewajibkan level dasar diterapkan terlebih dahulu baru kemudian level di atasnya untuk efektivitas sistem.

Group 1: Analisis

  • A1 Risk assessment
  • A2 Hazard analysis
  • A3 Engineering and Design analysis
  • A4 Training Need Analysis
  • A5 Root Cause Analysis
  • A6 Behavior Analysis
  • A7 Data Analysis and Review

Group 2: Behavior

  • B1 Safety Induction and Toolbox Meeting
  • B2 General Safety Induction and Golden Rules
  • B3 Compliance and Enforcement System
  • B4 Competence Assurance System
  • B5 Communication and Coordination Meetings
  • B6 Behavior Safety Observation
  • B7 Personal Safety Contact

Group 3: Culture

  • C1 Employee Participant
  • C2 Safety and Health Committee
  • C3 Safety and Health Promotion
  • C4 Safety and Health Awards and Recognition
  • C5 Hazard, Concern, Nearmiss, and Whistle Blower Reporting System
  • C6 Leadership
  • C7 Safety Culture

Group 4: Defense

  • D1 PPE program
  • D2 High Risk Operation Control program
  • D3 Hazardous Chemicals Control program
  • D4 Occupational health Control program
  • D5 Hygiene Monitoring and medical surveillance program
  • D6 Ergonomics and Fatigue management
  • D7 Individual Risk Factors and Management

Group 5: Equipment

  • E1 Tools Equipment and Critical Parts Inspection
  • E2 Maintenance system
  • E3 Machine gurding and automation safety
  • E4 LOTO program
  • E5 Asset Integrity program
  • E6 Control System Safety
  • E7 Safety in procurement

Group 6: Facilities

  • F1 General Safety and Health Inspection program
  • F2 Signs, Color coding, labelling, and Tagging system
  • F3 Housekeeping, order and Cleanliness program
  • F4 Management of change
  • F5 Safety Information System
  • F6 Regulation, Codes, and internal standards
  • F7 Capital Project safety management

Group 7: General

  • G1 Procedures and safe work practice
  • G2 Emergency preparedness and response
  • G3 Permit to work system
  • G4 Contractor Mgmt. System
  • G5 Investigation and lesson learned from incident
  • G6 Leading indicators and monitoring
  • G7 New Technology, improvement, and benchmarking

Semoga Bermanfaat – FN

Categories: System

Suplemen Sistem Manajemen K3

November 7, 2021 Leave a comment

Sistem Manajemen K3 seperti SMK3, SMKP, dan ISO 45001 memberikan kerangka pendekatan sistem yang mengaitkan elemen satu dengan lainnya dengan pendekatan holistik. Bukan tanpa sebab sistem ini menjadi primadona dalam setiap perusahaan yang menerapkan K3 karena merupakan tindakan preventif yang dilakukan perusahaan untuk mencegah kecelakaan. Secara teori, kita bisa mengikuti penyebab kecelakaan dari unsafe act/condition (Heinrich,1950), active/laten failure on swiss cheese model (Reason, 1990), dan dilanjutkan dengan sistem teori (2000).

Meskipun sistem tersebut diyakini sebagai tindakan preventif untuk mencegah kecelakaan tetapi kecelakaan tersebut tidak terelakkan karena terdapat human error dalam sebuah sistem. Sistem dibuat oleh manusia yang tidak sempurna. Dengan kata lain, sistem tersebut kemungkinan tidak resilient, adaptive atau sangat spesifik untuk mengontrol unsafe act/condition yang tetap berulang dipengaruhi oleh dinamika risiko pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja yang fluktuatif.

Oleh karena itu, dimunculkan dua suplemen sistem manajemen K3 yaitu BBS (Behavior Based Safety) dan HPA (Human Performance) approach.

BBS approach memiliki fokus kepada perilaku pekerja yaitu dengan meningkatkan safe act dan mengurangi unsafe act. Pendekatan BBS ini dibuat dengan model kerangka ABC (Antecedent, Behavior, Consequences), yaitu mempengaruhi perilaku pekerja dengan mengidentifikasi dan memodifikasi Antecedent dan/atau Concequences.

Human Performance approach melihat pekerja sebagai aset penting dalam sebuah perusahaan. Fokus dari pendekatan ini adalah pekerja memasukkan safety sebagai personal value, memiliki ownership terhadap pekerjaan dan lingkungan di sekitarnya, meningkatkan self awareness terhadap risiko, mau STOP pekerjaan jika terdapat unsafe act/condition di tempat kerja.

Sebagai penutup, Sebagian besar perusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen K3 berada pada level budaya K3 tingkat Calculative (Hudson, 2007). Untuk meningkatkan ke tingkatan Proaktif dan Generative, perusahaan perlu memberikan suplemen terhadap sistem yang telah berjalan yaitu dengan pendekatan BBS dan Human Performance. Sebagian besar pekerja akan berpartisipasi dalam program safety yang ada akan tetapi sebagian besar pekerja belum memasukannya secara emosional (kebanggaan, antusiasme, ketertarikan, ..) dalam hati yang berujung pada kejernihan pikiran untuk berperilaku selamat.

Semoga bermanfaat

FN (ditulis dari Tembagapua – Papua)

Categories: System

The Systemic Approach

April 14, 2019 Leave a comment

Sistem Manajemen K3 sedang menjadi trend di perusahaan tambang di Indonesia, postingan kali ini tidak membahas mengenai smk3 yang digunakan tapi lebih ke konsep dasar filosofis lahirnya pendekatan sistemik

Saya akan mulai dengan Kecelakaan Kerja, kejadian ini merupakan salah satu yang menjadi tujuan utama dari semua perusahaan terkait dengan performance. banyak konsep dan teori yang mencoba mengurai penyebab dari kecelakaan kerja ini dengan harapan bisa melakukan tindakan koreksi untuk prevent kecelakaan kerja. Dua teori yang cukup populer adalah teori Domino oleh Heinrich yang kemudian dikembangkan oleh Frank Bird dan teori swicc cheese yang dikembangkan oleh James Reason.

Kedua teori tersebut terlihat sama karena digambarkan sebagai barisan layer yang sequential padahal seharusnya berbeda. Domino menggunakan istilah unsafe act and/or unsafe condition yang bergerak linear ditarik ke belakang melewati penyebab dasar sampai manajemen kontrol. Swiss cheese menggunakan istilah active failure (=unsafe act) dan latent failure( lubang tersembunyi yang bisa membuka ketika dipicu).

Kedua teori tersebut memiliki kesamaan hakiki untuk mencari kegagalan, entah itu kegagalan manusia dan/atau mesin secara mikro, padahal dalam perpective macro harus dilihat antara manusia, mesin, organisasi yang berada dalan sebuah lingkungan yang dinamis.

Pendekatan sistem menjawab kelemahan dari kedua teori tersebut dan berusaha menempatkan diri dalam skala yang lebih besar dimana kegagalan ditarik lebih jauh lagi ke belakang ke perancangan sistem. rancangan sistem yang buruk berkorelasi dengan kegagalan dan ini menjadi perhatian para perancang sistem dengan mengidentifikasi elemen pokok dan menjabarkannya dalam subelemen, menerapakan, dan mengevaluasi kembali untuk continual improvement.

Salatiga, 13 April 2019

Categories: System

Organization Development Framework

August 13, 2017 Leave a comment

Beberapa Teori mengenai Organization Development dari sederhana hingga kompleks dapat kita temui di dunia maya, dari pemahaman sederhana sampai dengan kompleks turut berpartisipasi dalam dunia ini bahkan mungkin mengambil 1 Semester sendiri dalam Kuliah Manajemen. Dengan pemahaman dan pengalaman penulis, kita akan mencoba memahami teori ini secara sederhana dengan 4 komponen sebagai berikut:

  • Goal = Tujuan yang hendak dicapai oleh sebuah organisasi
  • People = Orang-orang yang membentuk dan menjalankan sebuah organisasi
  • Sistem = Prosedur/proses yang diterapkan oleh sebuah organisasi untuk efisiensi
  • Facilities = Komponen pendukung untuk People dan Sistem
  • Leadership = Leader memastikan People mengikuti Sistem +  mengunakan Facilities untuk mencapai Goal secara efektif

Dari masing-masing komponen, di break down menjadi sub komponen yang berkorelasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai Goal! Silahkan melihat Framework gambar dibawah untuk melihat subkomponen yang diperlukan.

Semoga bermanfaat
Novento

Categories: System